Tepekur sunyi menjelaga sore ini. Menghadang senja agar tetap diam menemaniku.
Sudah tumpah rinduku bersama angin. Jauh berlari ke arahmu tanpa sia.
Kini hujan tak berani bergeming. Membasahi kegalauan yang berkesudahan.
Cukuplah dibelenggu semu nya penantian sambil merajut keping-keping hati yang berserakan di merah langit senja.
Pekat malam kini sedang berpihak padaku. Denganmu tanpa risau menaklukkan ketakutan rindu.
Meski rasamu masih tertinggal di akar ingatanku sore ini. Seketika aku berserah pada sang waktu sampai akhirnya kutemukanmu. Diam dalam sesimpul senyum menungguku dalam pekat malam di sudut nyata dirimu.
Tak percaya kalau senja selalu menyiaratkannya padamu di tiap hari penantianku.
Aku takkan celotehkan lagi tentang senja untuk rindu. Biarlah terlalu dini melepas rasa tanpa kutahu pemberhentiannya. Akhirnya kau melihat senjaku dan mata kita yang bertaut.
Trima kasih senja. Terima Kasih Tuhan..
Sudah tumpah rinduku bersama angin. Jauh berlari ke arahmu tanpa sia.
Kini hujan tak berani bergeming. Membasahi kegalauan yang berkesudahan.
Cukuplah dibelenggu semu nya penantian sambil merajut keping-keping hati yang berserakan di merah langit senja.
Pekat malam kini sedang berpihak padaku. Denganmu tanpa risau menaklukkan ketakutan rindu.
Meski rasamu masih tertinggal di akar ingatanku sore ini. Seketika aku berserah pada sang waktu sampai akhirnya kutemukanmu. Diam dalam sesimpul senyum menungguku dalam pekat malam di sudut nyata dirimu.
Tak percaya kalau senja selalu menyiaratkannya padamu di tiap hari penantianku.
Aku takkan celotehkan lagi tentang senja untuk rindu. Biarlah terlalu dini melepas rasa tanpa kutahu pemberhentiannya. Akhirnya kau melihat senjaku dan mata kita yang bertaut.
Trima kasih senja. Terima Kasih Tuhan..
follow back EPICENTRUM yaa
BalasHapus